Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.Pengolahan semen untuk IB sangat diperlukan terutama berkaitan dengan keterbatasan bibit pejantan unggul serta faktor geografis yang jauh dan sulit diakses. Untuk mensiasati hal itu maka semen dari pejantan-pejantan unggul yang telah dikoleksi ditambahkan bahan pengencer dan dikemas dalam kemasan khusus.
Bahan pengencer diperlukan sebagai media pengawetan sementara setelah penampungan spermatozoa yang berkualitas baik sehingga daya fertilisasinya dapat optimal pada saat dilanjutkan kepada IB. Larutan pengencer harus dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun kimiawi spermatozoa.Fungsi bahan pengencer adalah (1) menyediakan zat-zat makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa, (2) melindungi spermatozoa dari kejutan dingin (cold shock), (3) mengandung bahan penyangga untuk mencegah efek yang membahayakan akibat perubahan pH dari pembentukan asam laktat, (4) mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai, (5) menghambat pertumbuhan bakteri, (6) meningkatkan volume semen sehingga dapat digunakan untuk inseminasi massal dan (7) melindungi sel spermatozoa selama pembekuan (Hafez 1993). Semen yang telah dicampur dengan bahan pengencer tersebut selanjutnya dapat langsung di-IB-kan atau dijadikan bentuk semen beku.
Tujuan Inseminasi Buatan
a)Memperbaiki mutu genetika ternak;
b)Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;
c)Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
d)Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
e)Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan IB
a)Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b)Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c)Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
d)Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang
lama;
e)Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
f)Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu
g)Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kerugian IB
a)Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan;
b)Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
c)Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
d)Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).
0 komentar:
Posting Komentar