Rekayasa Genetika

Saat ini perkembangan teknologi hayati sedang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin kompleks. Contohnya saja buah tanpa biji, menumbuhkan tanaman transgenik yang kebal dari penyakit, dan bibit unggul. Selain pada tanaman, saat ini sudah tersedia teknologi rekayasa genetika pada hewan atau manusia. Misalnnya kloning yang telah berhasil dilakukan pada domba yang diberi nama Dolly, dan teknologi bayi tabung yang saat ini sudah menjadi sarana bagi pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan. Selain di atas, rekayasa genetika pun dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh susunan gen penyusun yang salah.

Namun, pada praktiknya teknologi ini terbentur oleh adanya pro kontra yang datang dari masyarakat. Baik segi agama, segi ekonomi dan lingkungan. Dari segi agama, banyak orang mengemukakan bahwa rekayasa genetika ibarat kita sedang "bermain menjadi Tuhan". Dalam artian kita mudah mengubah susunan genetik suatu makhluk hidup yang pada hakikatnya hanya Tuhan yang berhak melakukan hal seperti itu.
Dari segi ekonomi, khususnya pada tanaman transgenik. Tanaman-tanaman itu direkayasa sehingga menghasilkan bibit unggul. Tentu teknologi ini hanya bisa dilakukan petani-petani tertentu sedangkan petani-petani biasa hanya bisa menanam tanaman dengan kualitas standar. Sehingga petani biasa semakin miskin dan menambah jumlah rakyat miskin.

Dari segi lingkungan, khususnya tanaman transgenik, akan menimbulkan seleksi buatan secara tidak langsung. Tanaman yang memiliki gen racun bagi hama tertentu bisa jadi salah sasaran. Akibatnya, hewan-hewan yang bukan sasaran racun ini menjadi mati. Lama-kelamaan populasinya menurun dan mengakibatkan kepunahan.

Untuk rekayasa genetik pada hewan akan menimbulkan limbah makhluk hidup. Misalnya pada bayi tabung, Sperma-sperma yang gagal menjadi calon  bakal anak dibuang begitu saja dan menjadi limbah.

Untuk itu, Selayaknya kita sebagai manusia yang bijak harus mampu menggunakan teknologi secara seimbang. Dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia tetapi tidak diekspolitasi secara berlebihan sehingga dapat menyeimbangkan ekosistem atau lingkungan di sekitar kita (-Mulki-)

0 komentar:

Posting Komentar